SolupL - Sejumlah seniman dan sastrawan Indonesia yang juga pegiat anti-korupsi menyatakan tekadnya untuk menolak penggunaan hak angket KPK oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Mereka menolak hak angket tersebut karena dinilai akan menghancurkan bangsa.
Ilustrasi. |
Mereka menggalang dukungan melalui pesan berantai di WhatsApp Grup dan jejaring media sosial. "Kami Rakyat Indonesia, yang tidak mewakilkan diri, dengan ini menyatakan penolakan Hak Angket DPR RI atas KPK. Karena kami memilih tetap waras!" begitu bunyi kalimat pembuka pesan berantai tersebut yang dikutip detikcom, Minggu (11/6/2017).
Menurut Sys NS, Pansus angket KPK sengaja dibuat oleh DPR untuk melemahkan lembaga anti-rasuah tersebut. Rakyat tak boleh diam dan harus mengambil langkah untuk membatalkan niatan sejumlah politikus di DPR itu.
"Gerakan yang mau dibuat oleh DPR adalah proses penghancuran bangsa. Sementara KPK dan pemerintah tengah membangun dan giat melakukan pemberantasan korupsi, ini ada upaya pelemahan KPK oleh DPR," kata Sys saat berbincang Minggu (11/6/2017).
"Rakyat sebagai silent majority tak boleh silent harus ada perlawanan untuk menghantam DPR agar membatalkan niatan yang mengkerdilkan independensi KPK," tambah Sys.
Saat sejumlan seniman dan artis telah menyatakan dukungan atas kegiatan ini. Selain Sys NS, Harry Tjahjono dan Arswendo Atmowiloto ada juga Butet Kartaredjasa.
Butet mengakui mendukung kegiatan 'Maklumat Budaya Tolak Angket KPK'. "Saya ikut karena memang ini panggilan hati nurani," kata Butet saat dikonfirmasi detikcom, Minggu (11/6).
Berbagai grup media sosial di berbagai kota masih terus mengedarkan daftar pendukung penolakan hak angket KPK ini. (dtk/ns/int)