30 Juli 2018

Jenis-jenis Gorga, Ornamen Batak Toba


SolupL - Setiap suku pasti memiliki kesenian ukir. Dan kesenian ukir ini menjadi salah satu bukti peradaban yang dibangun suku tersebut sejak mula perjalanan sejarahnya. Demikian halnya dengan suku Batak Toba. Seni ukir Batak Toba disebut dengan gorga.

Pada umumnya, gorga adalah kesenian ukir ataupun pahat yang terdapat pada bagian luar rumah adat Batak Toba dan alat kesenian seperti gendang, serunai, kecapi dan lain sebagainya.

Gorga Simataniari.
Gorga dapat juga disebut corak atau motif. Proses penciptaannya tidak hanya lahir dari pahatan atau ukiran, tapi juga dilukis, yang umumnya menggunakan cat tiga warna: merah, hitam, dan putih.

Menurut berbagai sumber, warna tersebut diambil dari bahan-bahan alami. Dengan demikian, warna itu diciptakan sendiri dari bahan yang disediakan alam. Leluhur orang Batak menciptakan warna itu dengan cara berikut:

- Cat merah diambil dari batu hula, sejenis batu alam yang berwarna merah yang tidak dapat ditemukan di semua daerah. Batu ini ditumbuk menjadi halus seperti tepung dan dicampur dengan sedikit air, lalu dioleskan pada ukiran.

- Cat putih diambil dari tanah yang berwarna putih, tanah yang halus dan lunak dan digiling sampai halus serta dicampur dengan sedikit air.

- Cat hitam diperbuat dari sejenis tumbuh-tumbuhan yang ditumbuk sampai halus serta dicampur dengan abu periuk atau kuali. Abu itu dikikis dari periuk atau belanga dan dimasukkan ke daun-daunan yang ditumbuk, kemudian digongseng hingga menghasilkan cat hitam.

Berdasarkan cara pengerjaannya, gorga Batak Toba terdiri dari 2 jenis, yaitu gorga uhir (gorga hasil pahat) dan gorga dais (gorga hasil lukisan). Namun berdasarkan bentuk ornamen, gorga memiliki banyak jenis. Selengkapnya, berikut jenis-jenis gorga Batak Toba:

Gorga Ipon-Ipon

Dalam Bahasa Indonesia, ipon adalah gigi. Manusia tanpa gigi tentulah tak sempurna, begitu juga ukiran Batak, harus ada ipon-ipon sebagai pelengkap kurang keindahan dan keharmonisan. Ipon-ipon biasanya memiliki lebar antara dua sampai tiga sentimeter di pinggir ornamen yang berfungsi sebagai hiasan tepi.

Gorga Desa Naualu


Gorga Desa Naualu.
Gorga ini disebut gorga delapan penjuru mata angin. Ini merepresentasikan gambar mata angin yang diukir penuh hiasan. Orang Batak dahulu sudah mengetahui mata angin, dan ini berkaitan dengan ritual atau digunakan dalam pembuatan horoskop. Dengan demikian, gorga ini menunjukkan betapa pentingnya mata angin pada kehidupan orang Batak.

Gorga Ogung

Dalam kehidupan orang Batak zaman dalu, ogung (gong) adalah alat musik yang sangat berharga. Ogung kabarnya ogung didatangkan dari India. Ogung ini dipakai pada pesta-pesta adat, upacara ritual, dan kegiatan lainnya yang bersifat pesta.

Gorga Sitompi

Sitompi berasal dari kata tompi, salah satu perkakas petani yang disangkutkan di leher kerbau pada saat membajak sawah. Gorga Sitompi termasuk jenis yang indah di dalam kumpulan Gorga Batak.

Gorga Simataniari

Gorga ini menggambarkan matahari, dibuat mengingat jasa matahari menerangi dunia ini. Sebab matahari adalah sumber kehidupan.

Gorga Singa-singa


Gorga Singa-singa.
Singa adalah raja hutan yang kuat, kokoh, dan berwibawa. Gorga singa-singa melambangkan kesejahteraaan dan status sosial ekonomi. Hanya orang mampu yang mendirikan rumah dan membuat gorga ini sebagai hiasannya.

Gorga Jorgom

Ini disebut juga gorga ulu singa, atau kepala singa. Gorga ini biasanya ditempatkan di atas pintu masuk ke rumah, bentuknya mirip binatang dan manusia.

Gorga Boraspati dan adop-adop


Gorga Boraspati dan Adop-adop.
Boraspati adalah cicak. Orang Batak percaya, cicak adalah lambang kemakmuran. Selain itu, cicak akan hidup di mana saja, pada zaman yang berbeda. Cicak ada dimana-mana. Orang Batak mengambil filosodi ini jadi pedoman hidup. Boraspati dikombinasikan dengan adop-adop (payudara). Bagi orang Batak, payudara mempunyai arti khusus tentang regenerasi.

Gorga Gaja Dompak

Gorga gaja dompak ini berbentuk seperti jenggar yang terletak di ujung dila paung. Gorga gaja dompak adalah simbol kebenaran bagi orang Batak, yaitu hukum yang bersumber dari Debata Mulajadi Nabolon.

Gorga Dalihan Natolu

Gorga Dalihan Natolu ini berbentuk jalinan sulur yang saling terikat. Hal ini melambangkan falsafah Dalihan Natolu yang merupakan falsafah hidup orang Batak dalam menjalin hubungan dengan sesama. Gorga Dalihan Natolu ini biasanya terdapat di dorpijolo (dinding depan).

Gorga Simeoleol


Gorga Simeol-eol.
Simeoleol berarti melenggak-lenggok. Gorga Simeoleol ini berbentuk sulur yang terjalin dengan kesan melenggak-lenggok yang menghasilkan keindahan. Gorga ini melambangkan kegembiraan dan berfungsi untuk menambah keindahan. Variasi lain dari gorga ini disebut Gorga Simeoleol Marsialoan, yang bentuknya tidak jauh berbeda hanya karena motif yang berlawanan (marsialoan).

Gorga Sitagan

Tagan berarti kotak kecil untuk menyimpan sirih, rokok, atau benda-benda kecil lainnya. Gorga Sitagan ini berbentuk simetris seperti tutup kotak dan kotak yang ditutup pada tagan tersebut. Gorga Sitagan ini bermakna nasihat agar menghilangkan rasa sombong terutama ketika menerima tamu.

Gorga Sijonggi

Jonggi diartikan sebagai lambang kejantanan, keperkasaan. Gorga Sijonggi ini melambangkan keperkasaan yang harus dihormati.

Gorga Silintong

Silintong berarti pusaran air yang dianggap memiliki kesaktian. Gorga Silintong ini melambangkan kesaktian yang bisa melindungi manusia dari segala bala. Gorga Silintong ini biasanya terdapat di rumah orang-orang yang dianggap berilmu tinggi (datu, raja, guru, dan sebagainya).

Gorga Iran-iran

Iran adalah sejenis bahan perias muka manusia agar kelihatan lebih cantik. Gorga Iran-iran ini dianggap sebagai simbol kecantikan.

Gorga Hariara Sundung di Langit


Gorga Hariara Sundung i Langit.
Gorga Hariara Sundung di Langit ini berbentuk seperti pohon hayat di Sumatera Selatan ataupun gunungan pada suku Jawa. Gorga Hariara Sundung di Langit ini  merupakan ilustrasi penciptaan manusia sehingga manusia harus senantiasa mengingat Penciptanya.

Gorga Hoda-Hoda

Gorga Hoda-Hoda ini berbentuk orang yang sedang mengendarai kuda (hoda). Gambar tersebut menggambarkan suasana pesta adat yang besar, yaitu mangaliat horbo (pesta besar). Gorga Hoda-Hoda ini merupakan lambang kebesaran.

Gorga Ulu Paung


Gorga Ulu Paung.
Ulu Paung terdapat di puncak rumah Gorga Batak. Tanpa Ulu Paung rumah Gorga Batak menjadi kurang gagah. Pada zaman dahulu Ulu Paung dibekali (isi) dengan kekuatan metafisik bersifat gaib. Di samping sebagai memperindah rumah, Ulu Paung juga berfungsi untuk melawan begu ladang (setan) yang datang dari luar kampung.

Itulah antara lain jenis-jenis gorga Batak Toba. Sebenarnya masih banyak ornamen-ornamen yang sangat erat hubungannya dengan sejarah peradaban dan kebudayaan Batak, seperti gambar lembu, pohon cemara, burung dan lain-lain. (berbagai sumber/int)

Bagikan: