Rumah adat Batak terbakar. Int. |
Hingga kini pihak kepolisian dan Pemkab Tobasamosir masih mencari tahu penyebab terbakarnya 4 rumah wisata adat tradisional, dan satu unit rumah pembuatan tenun ulos di dusun Lumban Binanga desa Jangga Dolok, kecamatan Lumbanjulu tersebut, pada malam pertama di tahun 2016.
Meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun kerugian material menyangkut berkurangnya nilai wisata dan sejarah adat istiadat masyarakat setempat, membawa duka mendalam bagi keluarga yang juga pengelola rumah wisata adat dan masyarakat sekitar.
Rumah wisata adat ini merupakan icon kabupaten Tobasamosir, dan konon kabarnya usia rumah kayu alam beratap ijuk berdinding kayu ini sudah berusia seratusan tahun.
Bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, rumah asli tradisional ini lebih dikenal dengan nama Rumah Jangga. Lokasinya berkisar 25 kilometer dari pusat wisata Danau Toba di Prapat.
Ressi Dwiana, pengurus Sumatera Wonder Trips menilai terbakarnya rumah adat wisata tradisonal Jangga Dolok ini, membawa kerugian besar terhadap berkurangnya nilai history budaya Batak.
Sehingga ke depan harapannya terjadi revitalisasi oleh pemerintah, dengan membantu perehaban rumah wisata adat yang baru, dengan tidak menghilangkan nilai budaya yang ada.
“Ini merupakan kerugian yang besar bagi sosial masyarakat, karena kehilangan history tidak dapat tergantikan, kami berharap kiranya pihak pemerintah dapat melakukan revitalisasi daerah tersebut. Karena banyak wisatawan melakukan perjalanan wisata melihat rumah adat Batak,” ujar Ressi Dwiana. ***
0 komentar:
Posting Komentar