Simalungun memiliki beberapa jenis makanan tradisional yang khas. Salah satu yang paling populer adalah Dayok Nabinatur. Dayok berasal dari Bahasa Simalungun, artinya ayam. Sedangkan Nabinatur artinya 'yang diatur'. Dengan demikian, secara sederhana, Dayok Nabibatur berarti 'ayam yang dimasak dan disajikan secara teratur.
Dayok Nabinatur. |
Dayok Nabinatur merupakan makanan adat yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Simalungun. Ia menyebutkan pada awalnya, makanan ini diberikan kepada raja, dan kini kerap diberikan kepada tokoh masyarakat dan pimpinan daerah. Dulu makanan ini umumnya diracik atau dibuat kaum lelaki, tapi saat ini sudah bisa dibuat perempuan.
Secara filosofis, orang yang menikmati atau mengonsumsi makanan ini diharapkan menerima berkat dan menemukan keteraturan dalam hidup, seperti halnya keteraturan masakan ayam yang sudah diatur. Dayok nabinatur biasanya diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur.
Saat penyerahan, pihak yang menyerahkan makanan biasanya berkata tentang harapan atau keinginan, "“Sai andohar ma songon paratur ni Dayok Nabianur on…dst.” Artinya, semoga kiranya seperti keteraturan dari ayam teratur ini….”
Di lingkup keluarga, makanan ini juga sering disajikan orangtua kepada anak yang hendak merantau. Saat menyerahkan makanan itu, orangtua menyampaikan kalimat-kalimat harapan terhadap anak yang hendak bepergian tadi, semacam petuah agar hidup bisa teratur di perantauan, santun dan tahu etika.
Dulunya dibuat oleh laki-laki, tapi saat ini sudah bisa dibuat oleh perempuan
Ayam sebagai bahan baku makanan ini biasanya ayam kampung atau ayam hutan jantan. Sebagaimana dipercaya, ayam jantan adalah simbol dari kegagahan, kekuatan, semangat, kerja keras, pantang menyerah dan wibawa. Dayok Nabinatur diolah dalam dua proses memasak, yaitu proses memanggang dan menggulai.
Orang Simalungun patut bersyukur, sebab Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia telah menetapkan makanan khas Simalungun, Dayok Nabinatur, sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).
Sertifikat penetapan ini diberikan langsung oleh Mendikbud Muhadjir Effendy kepada Ketua Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Sumut Evi Diana Erry Nuradi pada 27 Oktober lalu. (Panda MT Siallagan)
Demikian Resep Dayok Nabinatur Khas Simalungun
Bahan-bahan:
1. Ayam Kampung 1 ekor
2. Sikkam(Kulit batang daun salam)5x30 cm
3. Kelapa parut 1 buah
4. Lengkuas 2 cm
5. Jahe 1 cm
6. Serai 5 batang
7. Bawang merah 5 siung
6. Bawang putih 2 siung
7. Daun salam secukupnya
8. Lada secukupnya
9. Cabe merah/rawit secukupny
10.Darah ayam yang di sisihkan
Cara Membuat:
A. Untuk Ayam
1. Potong ayam dan kemudian dibedah menurut versi adat simalungun.
2. Ambil daging pada bagian dada ayam (untuk dicincang halus jadi Hinasumba), lalu sisihkan.
3. Haluskan semua bumbu-bumbu (lengkuas, jahe, bawang merah, bawang putih, lada) kecuali serai cukup dimemarkan.
4. Tumis bumbu yang telah di haluskan, batang serai dan daun salam di dalam kuali kemudian masukkan potongan daging ayam besrta bagian dalamnya yang telah di bersihkan.
5. Tunggu kurang lebih 10 menit (setengah matang), kemudian masukkan kelapa parut yang sudah disangrai terlebih dahulu. Biarkan selama 30 menit sampai ayamnya matang, lalu angkat.
B. Untuk Hinasumba/daging cincang halus
1. Memarkan Sikkam sampai bisa diperas airnya, kemudian tambahkan sedikit air supaya bisa di peras.
2. Mulailah memeras sikkam yang sudah diberi air sebelumnya, sisihkan.
3. Campur air sikkam dengan darah ayam yang dipotong.
4. Cincang halus daging (dada ayam) yang telah di rebus bersama ayam tadi.
5. Campurkan daging yang telah di cincang dengan darah yang telah di campur dengan air sikkam, dan hinasumba telah jadi.
C. Penyajian:
1. Susun ayam di sebuah piring lonjong mulai dari kepala, bagian dalam, sayap, paha dan sampai ekor ayam seperti pada gambar
2. Taburi hinasumba di sekeliling ayam yang sudah di susun, lalu hidangkan. (int)
izin copas bos mau buat di blog saya. nanti akan saya buat sumbernya. thanks
BalasHapus