26 November 2016

Minum Kopi dan Baca Puisi di Pabrik Kopi


SolupL - Untuk memeriahkan November Kopi Gayo dalam rangkaian pesta penyair puisi kopi dunia, hadir sejumlah penyair dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka mengekspresikan diri dalam larutan kopi Gayo.

Para penyair itu tampil membacakan puisi bertema kopi di Tootor Coffee Takengon, Aceh Tengah, Jumat malam (25/11/2016). Hentakan puisi menguar diiringi musik yang dimainkan Komunitas Anak Kopi Gayo, memadati kafe itu hingga pukul jam 23.00 WIB.

Baca puisi malam tersebut dipandu oleh Asmira dan Salman Yoga. Diawali baca puisi Abu Rahmat (Lhokseumawe), selanjutnya Endut Ahadiat (Padang), kemudian penyair Gayo Ansar Salihin (Aceh), Julaiha (Medan), Ayu Harahap (Medan), Kunni Masrohani (Riau), Siwi Widjayanti (Jakarta), Mahlizar (Takengon) dan Willy Ana (Bengkulu).

Ada pula Mezra Pellondou (NTT) yang berkolaborasi bersama penyair cilik Gayo Ine Salfani Renggali (Takengon), Zuliana Ibrahim (Takengon), Devie Matahari (Bekasi), Ace Sumatera (Bogor), Syarifuddin Arifin (Padang). Pembacaan puisi ditutup penyair Mustafa Ismail (Jakarta).

Penyair Salman Yoga, yang juga pihak penyelenggara acara pesta penyair puisi kopi dunia, mengatakan, panitia membuka ruang kepada penyair mengekspresikan diri melalui puisi di cafe. Sambil membaca puisi menikmati kopi gayo dengan berbagai cita rasa.

"Seluruh penyair yang hadir terlihat menikmati pertunjukan sambil minum kopi Gayo di Tootor Caffee Takengon," jelasnya.

Setelah baca puisi di Tootor Coffee, acara baca puisi dilanjutkan di Seladang Kopi Bener Meriah milik Sadikin alias Gembel 26/11/2016 pukul 15.00-18.00 WIB. Selanjutnya, pada Sabtu malam baca puisi akan digelar di Pabrik Kopi Haji Rasyid Bebesen Takengon. Penutup baca puisi di Pantan Terong, Minggu pagi (27/11/2016).

Pesta Puisi Kopi yang berlangsung di Tanah Gayo (Takengon dan Bener Meriah) pada 25-27 November 2016 adalah bagian dari kegiatan November Kopi Gayo yang berlangsung sebulan penuh. Pesta Puisi Kopi ditandai dengan penerbitan buku puisi Kopi 1.550 Mdpl berisi puisi-puisi dari 255 penyair Indonesia, Malaysia dan Singapura. Buku setebal lebih 500 halaman itu dikuratori Fikar W. Eda, Mustafa Ismail, dan Salman Yoga. (rel/wa-ruangsastra)

BACA JUGA: Pentas Penyair Kopi Dunia Digelar di Takengon
Bagikan:

0 komentar:

Posting Komentar