08 September 2016

Puisi-puisi yang Tak Selesai


Sajak Minum Tuak

Rempah mula jadi mula jampi-jampi, ale Mulajadi, gugurkanlah ubat-ubat dari langit , mula pala mula jahe mula kencur mula purut mula segala akar, ale Mulajadi, jatuhkanlah hujan mengubati jiwa-jiwa pewarismu yang kini mewariskan begu dunia.

Segelas Puisi

Perlahan
Tiriskan
ke kain
Segelas
Setengah gelas
Seperempat gelas
hingga habis
Membasahi kain
Perlahan
Kata-kata tiris
Segelas
Setengah gelas
Seperempat gelas
hingga habis
Dan perlahan
Jawablah
Adakah puisi
Pada kain basah?

Seperti Puisi

Seperti itulah, seperti itu. Seperti huruf itu. Seperti kata itu. Seperti kalimat itu. Seperti kisah itu. Seperti gumaman itu. Seperti batuk. Seperti puisi. Puisi. Puisi. Puisi.
Sajak Mula

Mimpi
Mula jadi
Sudah itu batu
dan datu
Dan mimpi
Jadi jampi

Kucing

Sepertinya mereka pernah bernyanyi di kuburan itu, membuat kupu-kupu dari alis mata, membuat cahaya dari butir-butir airmata. Mereka pernah bermain-main di kuburan itu, membuat kucing dari suara tangis, dan mereka mendengar kunang-kunang mengeong-ngeong. Ngeong. Ngeong. Sejak itu, mereka tak percaya lagi pada waktu.

Lalu

Lalu. Lagu. Lalu. Puisi. Lalu. Waktu. Lalu. Malam. Lalu. Mimpi. Lalu. Doa. Doa. Dan doa. Lalu?

Doa
Bertapa
agar abadi
jadi
kitab batu
di
dinding gua
di
mulut datu

Puisi dan Cicak

Sebutir puisi jatuh dibentur suara cicak. Puisi yang jatuh entah darimana dan menggelinding entah ke mana. Tapi ia dengar burung hantu berkuak, seperti menangisi puisi yang wafat entah di mana.

Hujan

Hujan
turun
malam-malam
dari
mataMu. Hujan malam-malam
meluap
menghanyutkan
doa
di
hatiku. Hujan dari mataMu
banjir
jadi
api
membakar
umpasa-umpasa
dan
tonggo-tonggo
di
hatiku.

Tentang Burung

Seekor burung berkata pada petang, "Sampai besok, aku rehat." Diam-diam, petang mengikuti burung, dan memutuskan tidur di mimpi burung itu.

Penyair

Saat ia asyik membaca, huruf-huruf berlarian meninggalkan buku, mengejar tikus-tikus di selokan. Penyair itu tinggal kesepian, mendengar cericit huruf berkejaran dengan tikus-tikus. Alangkah gaibnya.

Catatan: Puisi-puisi ini merupakan status-status yang pernah tersiar di akun media sosial facebook Literasi Toba, memang benar-benar puisi yang belum selesai. (Panda MT Siallagan)
 
Bagikan:

0 komentar:

Posting Komentar