Morfem adalah bentuk bahasa terkecil yang mengandung makna dan atau fungsi yang relatif stabil sehingga tidak dibagi atas bagian yang lebih kecil. Ada dua macam formem, yaitu:
Ilustrasi morfem. |
1. Morfem bebas, yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan mengandung makna leksikal.
Misalnya: Kursi (KB), tendang (KK), dan jahat (KS).
2. Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dan hanya mempunyai makna gramatikal.
Morfem terikat ada dua macam yaitu:
a. Morfem terikat morfologis, contohnya: imbuhan (afiksasi)
b. Morfem terikat sintaksis, contohnya: partikel dan kata tugas
Catatan:
Selain kedua morfem di atas, masih terdapat morfem yang memiliki makna leksikal, tetapi tidak dapat berdiri sendiri yang disebut morfem unik. Contohnya: temu, juang, dan lain sebagainya.
1. Pembentukan Kata Jadian
Pembentukan kata jadian disebut afiksasi atau pengaglutinasian. Polanya: Bentuk dasar + Imbuhan
Bentuk dasar adalah bentuk tunggal atau kompleks.
Misalnya:
berperikeadilan = (ber-) + perikeadilan (bentuk dasar)
perikeadilan = (peri-) + keadilan (bentuk dasar)
keadilan = (ke-an) + adil (bentuk dasar)
Kata kerja berimbuhan men- dan kata kerja berimbuhan ber-
Contoh:
Penulis = tulis (bentuk dasar); men- + tulis
Peternak = ternak (bentuk dasar); ber- + ternak
Contoh:
Penulis = tulis (bentuk dasar); men- + tulis
Peternak = ternak (bentuk dasar); ber- + ternak
Kata benda (per-) atau (pen-an), bentuk dasarnya adalah kata kerja berimbuhan (per-)
Contoh:
Pelari = berlari (bentuk dasar); (ber-) + lari
Perbuatan = berbuat (bentuk dasar); (ber-) + buat
Contoh:
Pelari = berlari (bentuk dasar); (ber-) + lari
Perbuatan = berbuat (bentuk dasar); (ber-) + buat
2. Pembentukan Kata Ulang
Proses pembentukan kata ulang disebut reduplikasi. Polanya: (bentuk dasar) + bentuk dasar
Ada dua macam pembentukan kata ulang, yaitu:
a. Pengulangan seluruhnya
Contoh:
Meja (bentuk dasar) = Meja-meja
Sekolah (bentuk dasar) = Sekolah-sekolah
Buah (bentuk dasar) = Buah-buahan
b. Penggulangan sebagian
Contoh:
Berkejaran (bentuk dasar) = Berkejar-kejaran
Rumah kecil (bentuk dasar) = Rumah-rumah kecil
Berlari (bentuk dasar) = Berlari-lari
Makna proses pengulangan:
1. Menyatakan intensitas, maksudnya adalah:
a. Kualitas, contoh: Mizuo berbicara baik-baik.
b. Kuantitas, contoh: Sawah-sawah terendam air.
c. Frekuensi, contoh: Dodo menggeleng-gelengkan kepalanya.
2. Melemahkan arti, maksudnya adalah:
a. Agak, misalnya: Dia berkata ragu-ragu.
b. Menyerupai, Misalnya: Anak itu bermain rumah-rumahan.
3. Pembentukan Kata Majemuk
Pembentukan kata majemuk disebut juga komposisi atau pemajemukan. Pembentukan kata majemuk ini dilakukan dengan menggabungkan dua kata atau lebih.
Contoh:
a. Kata benda + Kata kerja = Kapal terbang
b. Kata benda + Kata benda = Kaki tangan
c. Kata benda + Kata sifat = Rumah sakit
d. Kata sifat + Kata benda = Besar kepala
e. Kata kerja + Kata benda = Naik daun
Ciri-ciri kata majemuk:
1. Gabungan kata itu harus seluruhnya jika diulang
2. Gabungan kata itu membentuk makna baru
3. Gabungan kata itu masih dapat diberi imbuhan
4. Gabungan kata itu biasanya terdiri dari kata dasar
5. Gabungan kata itu membentuk satu unsur pusat atau inti
6. Gabungan kata itu mempunyai frekuensi pemakaian yang tinggi
Macam-macam kata majemuk:
1. Kata majemuk kopulatif, yaitu persenyawaan dua kata yang sederajat, contoh: Noda kotor, sumpah serapah
2. Kata majemuk deternatif, yaitu persenyawaan yang mempunyai hubungan atributif. Contoh: kamar mandi, saputangan
3. Kata majemuk posesif, yaitu jika kata pertama sebagai penerangan, sedangkan yang kedua yang diterangkan. Contoh: panjang kaki, tinggi hati (ungkapan)
4. Imbuhan
Imbuhan (afiks) adalah morfem terikat yang digunakan dalam pembentukan kata. Imbuhan berdasarkan bentuk, fungsi, dan pembentuk kata kerja.
1. Menurut bentuknya, imbuhan dibagi menjadi lima bagian yaitu:
a. Awalan (prefiks), contoh: (men-), (ber-), (di-), (ter-), (pen-), (se-), dan (ke-)
b. Sisipan (infiks), contoh: (-el), (-em), dan (-er)
c. Akhiran (sufiks), contoh: (-kan), (i-), (-an), dan (-nya)
d. Imbuhan terputus (konfiks), contoh: (ke-an), (per-an), (pen-an), dan (ber-an)
e. Imbuhan gabung, contoh: (men-kan), (di-kan), (men-i), (ber-an), (ke-an)
2. Menurut fungsinya, imbuhan dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Afiks pembentuk kata benda, contoh: (pen-an), (per-), dan (-an)
b. Afiks pembentuk kata kerja, contoh: (men-), (ber-), (di-), dan (ter-)
3. Imbuhan pembentuk kata kerja
Ciri-ciri kata kerja:
a. Dapat diperluas dengan kata "tidak" + Kata sifat
b. Dinegasikan dengan kata "tidak"
c. Fungsi utamanya sebagai predikat atau inti predikat dalam kalimat
4. Bentuk kata kerja
a. Verba asal, berdiri sendiri tanpa afiks, contoh: ada, tidur
b. Verba turunan, yaitu
1. Afiks wajib, contoh: mendarat, meluas
2. Afiks manasuka, contoh: membaca, belajar
3. Reduplikasi, contoh: berlari-lari, berenang-renang
4. Majemuk, contoh: naik haji, campur tangan
c. Imbuhan pembentuk kata kerja
1. Prefiks (men-), (ber-), (ter-), dan (di-)
2. Sufiks (-kan), dan (-i)
3. Imbuhan gabung (men-+ -kan), (di- + -kan), (ter- + -i), dan (ke- + -an)
***
0 komentar:
Posting Komentar