12 Juni 2021

Pengertian Morfem dan Jenis-jenisnya


Morfem adalah bentuk bahasa terkecil yang mengandung makna dan atau fungsi yang relatif stabil sehingga tidak dibagi atas bagian yang lebih kecil. Ada dua macam formem, yaitu:


Ilustrasi morfem.


1. Morfem bebas, yaitu morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata dan mengandung makna leksikal. 
    Misalnya: Kursi (KB), tendang (KK), dan jahat (KS).

2. Morfem terikat, yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata dan hanya mempunyai makna gramatikal.

    Morfem terikat ada dua macam yaitu:
    a. Morfem terikat morfologis, contohnya: imbuhan (afiksasi)
    b. Morfem terikat sintaksis, contohnya: partikel dan kata tugas

Catatan:

Selain kedua morfem di atas, masih terdapat morfem yang memiliki makna leksikal, tetapi tidak dapat berdiri sendiri yang disebut morfem unik. Contohnya: temu, juang, dan lain sebagainya.

1. Pembentukan Kata Jadian

    Pembentukan kata jadian disebut afiksasi atau pengaglutinasian. Polanya: Bentuk dasar  + Imbuhan
    Bentuk dasar adalah bentuk tunggal atau kompleks.
    Misalnya:
    berperikeadilan  = (ber-) + perikeadilan (bentuk dasar)
    perikeadilan = (peri-) + keadilan (bentuk dasar)
    keadilan = (ke-an) + adil (bentuk dasar)
    
Kata kerja berimbuhan men- dan kata kerja berimbuhan ber-
    Contoh:
    Penulis  = tulis (bentuk dasar); men- + tulis
    Peternak = ternak (bentuk dasar); ber- + ternak
    
Kata benda (per-) atau (pen-an), bentuk dasarnya adalah kata kerja berimbuhan (per-)
    Contoh:
    Pelari = berlari (bentuk dasar); (ber-) + lari
    Perbuatan = berbuat (bentuk dasar); (ber-) + buat

2. Pembentukan Kata Ulang

    Proses pembentukan kata ulang disebut reduplikasi. Polanya: (bentuk dasar)  +  bentuk dasar
    Ada dua macam pembentukan kata ulang, yaitu:

    a. Pengulangan seluruhnya
        Contoh: 
        Meja (bentuk dasar) = Meja-meja
        Sekolah (bentuk dasar) = Sekolah-sekolah
        Buah (bentuk dasar) = Buah-buahan

     b. Penggulangan sebagian
         Contoh:
         Berkejaran (bentuk dasar) = Berkejar-kejaran
         Rumah kecil (bentuk dasar) = Rumah-rumah kecil
         Berlari (bentuk dasar) = Berlari-lari

     Makna proses pengulangan:

     1. Menyatakan intensitas, maksudnya adalah:
         a. Kualitas, contoh: Mizuo berbicara baik-baik.
         b. Kuantitas, contoh: Sawah-sawah terendam air.
         c. Frekuensi, contoh: Dodo menggeleng-gelengkan kepalanya.

     2. Melemahkan arti, maksudnya adalah:
         a. Agak, misalnya: Dia  berkata ragu-ragu.
         b. Menyerupai, Misalnya: Anak itu bermain rumah-rumahan.

3. Pembentukan Kata Majemuk

    Pembentukan kata majemuk disebut juga komposisi atau pemajemukan. Pembentukan kata majemuk ini dilakukan dengan menggabungkan dua kata atau lebih. 
    Contoh:
    a. Kata benda  +  Kata kerja  = Kapal terbang
    b. Kata benda  +  Kata benda = Kaki tangan
    c. Kata benda  +   Kata sifat  = Rumah sakit
    d. Kata sifat     +   Kata benda = Besar kepala
    e. Kata kerja    +  Kata benda = Naik daun

Ciri-ciri kata majemuk:

1. Gabungan kata itu harus seluruhnya jika diulang
2. Gabungan kata itu membentuk makna baru
3. Gabungan kata itu masih dapat diberi imbuhan
4. Gabungan kata itu biasanya terdiri dari kata dasar
5. Gabungan kata itu membentuk satu unsur pusat atau inti
6. Gabungan kata itu mempunyai frekuensi pemakaian yang tinggi

Macam-macam kata majemuk:

1. Kata majemuk kopulatif, yaitu persenyawaan dua kata yang sederajat, contoh: Noda kotor, sumpah serapah
2. Kata majemuk deternatif, yaitu persenyawaan yang mempunyai hubungan atributif. Contoh: kamar mandi, saputangan
3. Kata majemuk posesif, yaitu jika kata pertama sebagai penerangan, sedangkan yang kedua yang diterangkan. Contoh: panjang kaki, tinggi hati (ungkapan)

4. Imbuhan

Imbuhan (afiks) adalah morfem terikat yang digunakan dalam pembentukan kata. Imbuhan berdasarkan bentuk, fungsi, dan pembentuk kata kerja.

1. Menurut bentuknya, imbuhan dibagi menjadi lima bagian yaitu:

    a. Awalan (prefiks), contoh: (men-), (ber-), (di-), (ter-), (pen-), (se-), dan (ke-)
    b. Sisipan (infiks), contoh: (-el), (-em), dan (-er)
    c. Akhiran (sufiks), contoh: (-kan), (i-), (-an), dan (-nya)
    d. Imbuhan terputus (konfiks), contoh: (ke-an), (per-an), (pen-an), dan (ber-an)
    e. Imbuhan gabung, contoh: (men-kan), (di-kan), (men-i), (ber-an), (ke-an)

2. Menurut fungsinya, imbuhan dibagi menjadi dua bagian yaitu:

    a. Afiks pembentuk kata benda, contoh: (pen-an), (per-), dan (-an)
    b. Afiks pembentuk kata kerja, contoh: (men-), (ber-), (di-), dan (ter-)

3. Imbuhan pembentuk kata kerja

    Ciri-ciri kata kerja:
    a. Dapat diperluas dengan kata "tidak"  +  Kata sifat
    b. Dinegasikan dengan kata "tidak"
    c. Fungsi utamanya sebagai predikat atau inti predikat dalam kalimat

4. Bentuk kata kerja

    a. Verba asal, berdiri sendiri tanpa afiks, contoh: ada, tidur

    b. Verba turunan, yaitu
        1. Afiks wajib, contoh: mendarat, meluas
        2. Afiks manasuka, contoh: membaca, belajar
        3. Reduplikasi, contoh: berlari-lari, berenang-renang
        4. Majemuk, contoh: naik haji, campur tangan

     c. Imbuhan pembentuk kata kerja
         1. Prefiks (men-), (ber-), (ter-), dan (di-)
         2. Sufiks (-kan), dan (-i)
         3. Imbuhan gabung (men-+ -kan), (di- + -kan), (ter- + -i), dan (ke-  + -an)

***

 
Bagikan:

0 komentar:

Posting Komentar