01 Juni 2021

Penggunaan EYD yang Tepat dan Benar

Ilustrasi.

A. Penulisan Huruf Kapital/Huruf Besar

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat. Contoh:
Mizuo pergi ke sekolah.
Mengapa nenek sakit?

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh:
Dodo bertanya, "Di mana rumahmu?"
"Bulan depan, Engkau ke luar negeri," katanya.

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan. Contoh: Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih, Allah, Tuhan, Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh:
- Muhammad Yamin
- Nabi Ibrahim
- Sultan Iskandar Muda

* Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang. Contoh:
- Dia baru saja diangkat menjadi gubernur.
- Tahun ini, dia pergi naik haji.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Contoh:
- Mantan Wakil Presiden B.J. Habibie
- Sekretaris Jenderal Departemen Pendidikan
- Gubernur Sumatera Utara

* Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat. Contoh: Siapa dekan yang dilantik itu?

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang. Contoh:
- Dewi Sartika
- Wage Rudolf Supratman
- Ampere
- Volt

* Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran. Contoh:
- Mesin diesel
- 4 ampere
- 6 volt

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. Contoh:
- bangsa Indonesia
- suku Jawa
- bahasa Inggris

* Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan. contoh:

- mengindonesiakan kata asing
- keinggris-inggrisan

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Contoh: 
- hari Jumat
- bulan Januari
- hari Lebaran
- hari Natal
- Perang Candu
- tarikh Masehi
- tahun Hijriah

* Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama. Contoh:
- Soekarno dan Hatta telah memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
- Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi. Contoh:
- Bukit Barisan
- Kali Brantas
- Selat Sunda
- Tanjung Harapan
- Danau Toba
- Asia Tenggara

* Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri. Contoh:
- mandi di kali
- pergi ke arah utara
- menyeberangi selat
- berlayar ke teluk

* Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama jenis. Contoh:
- kacang bogor
- pisang ambon
- garam inggris

10. Huruf kapital dipakai sebagai nama buku, majalah, surat kabar, judul karangan, kecuali partikel di, ke, dari, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal. Contoh:
- Hikayat Hang Tuah
- Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (1923)

11. Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Contoh:
- Dr. = Doktor
- S.Sos = Sarjana Sosial
- Sdr. = saudara

12. Huruf kapital dipakai sebagai penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakek, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan langsung. Contoh:
- Kapan Ibu pergi?
- Bingkisan Saudara telah saya terima

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga, pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Contoh:
- Badan Kepegawaian Negara
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
- Majelis Permusyawaratan Rakyat

B. Tanda Baca

1. Titik (.)

Tanda titik digunakan untuk hal-hal berikut:
a. Mengakhiri kalimat berita. Contoh: Ibu pergi ke pasar.
b. Di belakang singkatan nama orang. Contoh: Moh. Hatta.; Mizuo B.S.
c. Di belakang singkatan nama gelar, jabatan, dan sapaan. Contoh: Yth.; Sdr.; Prof.
d. Di belakang singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Contoh: dsb.; u.b.; a.n.
e. Memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Contoh: Ayah pulang jam 12.30.
f. Untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dsb. yang menyatakan jumlah. Contoh: 2.800.000; 2.560. Akan tetapi, tanda titik tidak dipakai untuk angka tahun dan nomor. Contoh: Tahun 2021; nomor teleponnya 8797645

Tanda titik tidak dipakai untuk hal-hal berikut:
1. Untuk singkatan yang ditulis dengan huruf besar. Contoh: SD; PBSI; DPR
2. Dalam akronim. Contoh: Puskesmas, Pemilu
3. Di belakang judul (buku, karangan, berita). Contoh: Siti Nurbaya, Fenomena Bulan Total
4. Di belakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan alamat penerima surat. Contoh: Yth Joseph, Jalan Rangkutta Sembiring No. 9 Pematangsiantar

2. Koma (,)

Tanda koma digunakan untuk hal-hal berikut:
a. Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat, terutama kalimat majemuk. Contoh: Sebelum berangkat, Dodo berpamitan kepada ayah dan ibunya.
b. Menceraikan kata yang disebut berturut-turut. Contoh: Dodo akan memberi pensil, penghapus, dan penggaris.
c. Menceraikan kutipan langsung dari bagian lain dalam kalimat langsung. Contoh: Ibu bertanya, "Siapa yang kamu tunggu?"
d. Penanda antara tempat dan tanggal yang ditulis sebaris. Contoh: Medan, 18 September 2021.
e. Pemisah nama orang dan gelar akademis yang mengikuti. Contoh: Sotardodo, S.Kom, Joseph, S.E.
f. Penanda angka per sepuluh dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan. Contoh: 35,20; Rp 300,50
g. Penghentian di belakang kata-kata seru. Contoh: 
- Mereka sudah pergi, Pak!
- Ayo, kita pergi!
h. Pemisah kalimat setara satu dengan yang lain. Contoh: Bu Mizu bukan orang miskin, tetapi orang kaya.
i. Di antara nama dan alamat. Contoh: Jakarta, Saudara Joseph.

3. Titik Dua (:)

Tanda titik dua digunakan untuk hal-hal berikut:
a. Sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. Contoh: 
Ketua: Sotardodo
Bendahara: Joseph
b. Akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Contoh: 
Kami membutuhkan alat-alat tulis: penggaris, pulpen, dan pensil.
c. Bagian yang menunjukkan pembicara dan apa yang diucapkan dalam percakapan. Contoh: 
Ibu: Segera mandi, Do!
Dodo: Baik, Bu.

4. Tanda Pisah (-)

Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti 'sampai ke' atau 'sampai dengan'. Contoh: 
- Acara wisuda berlangsung pukul 10.00-13.00. Tanda (-) maksudnya sampai dengan.
- Jarak dari Medan-Pematangsiantar dapat ditempuh selama tiga jam. Tanda (-) maksudnya sampai ke.

5. Tanda Tanya (?)

Tanda tanya digunakan untuk mengakhiri kalimat tanya. Contoh: Siapa namamu?

6. Tanda Seru (!)

Tanda seru digunakan untuk mengakhiri kalimat perintah atau seruan. Contoh: 
- Pergi!
- Kerjakan!
- Kerjakan soal dengan teliti!

7. Tanda Kurung (   )

Tanda kurung digunakan utnuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Contoh: 
- Pak Simanjuntak (guru matematika) pandai bernyanyi.
- Anggota Palang Merah Remaja (PMR) mengevakuasi korban.

8. Tanda Petik ("....")

Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung. Contoh: 
Lulu berkata, "Saya akan pergi."

9. Tanda Garis Miring (/)

Tanda garis miring digunakan untuk hal-hal berikut:
a. Penomoran surat dinas. Contoh: No. 020/4564/V/2021
b. Pengganti kata nomor dalam penulisan alamat. Contoh: Jalan Medan/12
c. Menuliskan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim. Contoh: tahun ajaran 2020/2021.
d. Pengganti kata atau dan tiap. Contoh: 
- Harga cabe sekarang Rp 25.000,00/kg.
- Jika ke Medan, kita bisa naik bus/kereta api.

C. Kata

1. Kata Ulang. Arti kata ulang, antara lain:

a. Menyatakan banyak. Contoh: 
- Kakak sedang menyusun buku-buku itu.
- Luapan air sungai menggenangi rumah-rumah.
b. Menyatakan 'tiruan' atau 'menyerupai'. Contoh: 
- Kami sedang bermain mobil-mobilan.
- Petani memasang orang-orangan di sawah.
c. Menyatakan bermacam-macam. Contoh: 
- Ibu membeli buah-buahan di pasar.
- Pedagang menjual sayur-mayur yang masih segar
d. Menyatakan tindakan yang dilakukan berulang-ulang. Contoh: 
- Mengapa anak itu berteriak-teriak?
- Kedua anak itu berkejar-kejaran di lapangan
e. Menyatakan agak. Contoh: 
- Baju kakak berwarna kecoklat-coklatan.
- Bolu yang dibuat ibu tampak kemerah-merahan.

2. Kata Majemuk

Berdasarkan makna yang dikandungnya, kata majemuk ada dua macam, yaitu kata majemuk lugas dan kata majemuk kiasan.
a. Kata majemuk lugas, adalah kata majemuk yang maknanya biasa atau apa adanya. Contoh: 
- Ibu mencuci piring di kamar mandi.
- Nenek dirawat di rumah sakit.
b. Kata majemuk kiasan, adalah kata majemuk yang mengandung makna kiasan. Contoh: 
- Dia membawa buah tangan ke kampung.
- Anaknya menjadi buah bibir di kampungnya.

3. Kata Ganti. Beberapa jenis kata ganti diantaranya:

a. Kata ganti orang
1. Kata ganti orang pertama tunggal. Contoh: Saya akan pergi ke pasar.
2. Kata ganti orang pertama jamak. Contoh: Kami akan pergi ke rumah nenek.
3. Kata ganti orang kedua tunggal. Contoh: Kamu harus membantu Ayah.
4. Kata ganti orang kedua jamak. Contoh: Kalian jangan berisik!
5. Kata ganti orang ketiga tunggal. Contoh: Ia membeli oleh-oleh untuk nenek.
6. Kata ganti orang ketiga jamak. Contoh: Mereka membersihkan kelas.

b. Kata ganti milik. Contoh: 
- Rumahnya berada di daerah pedesaan.
- Hani meminjam bukuku.

c. Kata ganti penanya
1. Menanyakan benda. Contoh: Apa yang sedang dimakannya?
2. Menanyakan orang. Contoh: Siapa yang memperbaiki sepeda itu?
3. Menanyakan Waktu. Contoh: Kapan buku itu dikembalikan?
4. Menanyakan keadaan. Contoh: Bagaimana keadaan Ayah di sana?
5. Menanyakan sebab. Contoh: Mengapa Lulu tidak masuk sekolah?
6. Menanyakan jumlah/banyak. Contoh: Berapa banyak buku yang kamu miliki?
7. Menanyakan tempat berada. Contoh: Di mana salak itu kamu beli?
8. Menanyakan tempat asal. Contoh: Dari mana barang unik itu berasal?
9. Menanyakan tempat tujuan. Contoh: Ke mana mereka akan pergi?

4. Kata Depan
Beberapa contoh kata depan, antara lain sebagai berikut:
a. Kata depan yang menunjukkan tempat berada. Contoh: Buah-buahan itu hendak dijual di pasar.
b. Kata depan yang menunjukan tempat asal. Contoh: Kakek baru saja datang dari desa.
c. Kata depan yang menunjukkan tempat tujuan. Contoh: Mizu sudah berangkat ke sekolah.
d. Kata depan yang menunjukkan keterangan alat. Contoh: Petani sudah mulai membajak sawah dengan traktor.
e. Kata depan yang menunjukkan keterangan cara. Contoh: Kulit telur itu dikupas dengan hati-hati.
f. Kata depan yang menyatakan tidak dengan. Contoh: Rika pergi tanpa kedua orang tuanya.

5. Makna Kata
Makna kata (arti kata) dalam bahasa Indonesia terdiri atas dua macam.

a. Arti sebenarnya (denotasi). Contoh: 
- Makanan itu dihidangkan di atas meja hijau. (meja hijau artinya meja yang berwarna hijau)
- Tangan kiri adik terluka karena jatuh. (Tangan kiri artinya tangan sebelah kiri)

b. Arti kias (konotasi). Contoh: 
- Koruptor itu akhirnya dibawa ke meja hijau. (Meja hijau artinya pengadilan)
- Lulu selalu membuang muka setiap melihat mukanya. (Membuang muka artinya tidak mau melihat)

6. Kata Kias/Ungkapan
Contoh: Ayah membanting tulang untuk keluarga (Membanting tulang artinya bekerja keras)

7. Sinonim (persamaan arti)
Contoh: Musibah=bencana

8.  Antonim (lawan kata)
Contoh: Sulung><bungsu

9. Akronim (singkatan yang dibentuk dari suku katanya)
Contoh: Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat)

10. Singkatan

Contoh: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

***
Bagikan:

0 komentar:

Posting Komentar