Pernahkah Anda menulis keterangan foto di Instagram, menulis status di Facebook, BlackBerry Mesanger (BBM), WhatsApp (WA), atau berkicau di Twitter. Sebagian besar masyarakat modern pasti pernah melakukannya. Itu artinya, kehidupan kita sekarang tidak bisa lagi lepas dari aktivitas menulis. Nah, mengapa tidak sekalian belajar menulis artikel?
Menulis artikel sering dianggap sesuatu yang sulit. Padahal, kita sudah terbiasa menulis bahkan berdebat di jejaring sosial. Diskusi juga sering berlangsung di grup-grup WA, BBM, Facebook, atau obrolan conference. Ketika berdebat melalui alat komunikasi modern itu, kita sesungguhnya sedang menulis. Bahkan adakalanya pendapat dan perdebatan sangat panjang, melebihi karakter minimal artikel.
Maka sesungguhnya, menulis itu tidak sulit. Hal-hal yang kita tulis dalam obrolan di Medsos itu adalah pendapat, gagasan, pemikiran atau perasaan. Pada saat itu sebetulnya kita sudah melakukan prinsip dasar menulis artikel. Sebab definisi artikel adalah tulisan berisi opini, pendapat, tanggapan, analisa, atau pertentangan bathin dan pikiran atas sesuatu hal.
Memang, tulisan atau obrolan di jejaring sosial adalah pendapat-pendapat yang disampaikan secara acak, tidak beraturan, tidak tersusun rapi, dan tidak jelas pangkal dan ujungnya. Sementara artikel ditulis dengan urutan yang harus jelas dan terarah. Ia harus terbingkai standar dasar tulisan: ada judul, pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Itulah yang disebut batang tubuh tulisan. Lalu, hal apa saja yang harus diketahui dan dilakukan jika ingin belajar menulis?
1. Ejaan
Hal pertama yang perlu dikuasai adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Ini mutlak agar tulisan jelas. Coba bayangkan jika Anda punya gagasan cemerlang, tapi ditulis tanpa EYD. Tak jelas di mana titik, koma, tak ada paragraf, tak jelas pengunaan huruf besar dan kecil, tak ada spasi, tak ada kata sambung, dll. Gagasan Anda yang cemerlang itu tak akan berguna. Sebab pembaca tidak akan membaca tulisan yang tanpa EYD.
2. Memilih tema
Orang seringkali tak punya keberanian menulis karena bingung menentukan tema. Padahal apa saja bisa dijadikan tulisan. Bahkan kesukaan Anda makan ubi pun bisa ditulis. Tapi bagi pemula, ada baiknya memilih tema dari kehidupan pribadi atau hal-hal yang paling dekat dengannya atau minat. Jika ia wartawan, maka sebaiknyalah ia menulis artikel tentang jurnalistik atau pers. Jika ia guru, maka sebaiknya ia menulis dunia pendidikan dengan segala warnanya. Intinya, jangan menulis hal-hal yang tidak diketahui karena hal itu bisa menyesatkan, dan tentu saja membuat Anda juga bingung dan kesulitan menulis. Setelah mahir, barulah kemudian Anda bisa menulis apa saja sesuai minat dan referensi.
Langkah terbaik menurut saya untuk memulai menulis adalah membuat catatan personal, sebagaimana dulu kita mengenal buku diary. Jejaring sosial bisa digunakan sebagai pengganti diary. Tapi Anda harus memilih dan memilah topik yang layak disiarkan. Hal-hal yang sangat personal dan bersifat rahasia tentu tak mungkin diumumkan, tapi bisa ditulis dengan pengaturan agar tulisan itu tidak dibaca khalayak.
3. Mengetahui jenis-jenis artikel
Jenis atau macam-macam artikel sangat banyak. Bahkan terlalu beragam. Ada artikel politik, artikel ekonomi, artikel budaya, artikel ilmiah, dll. Kemudian kita juga mengenal jenis-jenis karangan seperti persuasi, deskripsi, eksposisi, narasi dll. Tapi karena artikel ini diniatkan hanya petunjuk praktis biasa, maka jenis artikel yang dibahas adalah yang terakhir.
- Persuasi. Jenis artikel ini bertujuan untuk mempengaruhi orang lain. Sifat tulisan menyerupai bujukan atau tindakan persuasif. Contohnya adalah tulisan-tulisan motivasi. Bagaimana melakukannya (how to) merupakan inti dari tulisan persuasi. Umumnya, artikel seperti ini banyak ditulis konsultan, agamawan, psikolog, terapis, pebisnis dan lain-lain.
- Argumentasi. Dalam hal ini, penulis umumnya mengemukakan pendapat atau opini pribadi, tapi dilengkapi dengan data dan fakta yang kuat. Artikel argumentasi bisa bertema apa saja. Contohnya, seseorang membuat tulisan argumentasi dan menyatakan bahwa tahun 2025 Indonesia akan lumpuh disesaki kendaraan. Maka untuk menyakinkan pembaca, argumentasi itu dilengkapi dengan data pertumbuhan jumlah kendaraan di Indonesia dari periode ke periode tertentu. Dia harus mendapat data jumlah produksi dan data penjualan sepedamotor atau mobil setiap tahun, lalu membuat perbandingan, sehingga argumennya masuk akal dan dapat diterima.
- Eksposisi. Sebagaimana asal katanya, ekspose, maka jenis artikel ini ditujukan untuk menjelaskan, memaparkan atau menguraikan suatu topik. Isinya dapat berupa uraian tentang definisi, fungsi, bagian dan kegunaan suatu konsep sesuatu hal. Misalnya, perbedaan jurnalistik dan pers, defenisi jurnalisme digital, pengertian resensi, dll.
- Narasi. Artikel jenis ini ditulis dengan cara bercerita. Menceritakan suatu keadaan atau situasi, baik berdasarkan urutan waktu atau urutan kejadian. Novel, cerpen, komik, dongeng, film, drama, termasuk dalan jenis karangan ini.
- Deskripsi. Karangan deskripsi adalah tulisan yang berusaha menggambarkan suatu fakta atau kondisi, sehingga pembaca dapat membayangkan tulisan itu. Contoh: Ada kucing tidur di atas meja. Warnanya putih. Ia tengkurap dengan kedua kakinya tersembunyi ditimpa tubuhnya. Ketika membaca itu, kita seolah bisa membayangkan suasana si kucing yang sedang tidur itu.
Tapi penulis profesional bisa menggabungkan beberapa jenis karangan di atas dalam satu tulisan. Jika disimpulkan, maka langkah-langkah menulis secara garus besar adalah sebagai berikut:
- Memilih tema. Ini harus fokus. Misalnya dampak kenaikan harga BBM. Maka tulisan harus fokus mengulas dampak-dampak itu. Tidak boleh melebar ke sana ke mari. Tema harus menarik, atau mengandung hal-hal baru.
- Tujuan. Jika di dalam skripsi atau tesis, tujuan penulisan harus ditulis pada bab atau sub bab tertentu, namun dalam artikel hal itu jarang dilakukan. Tujuan tulisan umumnya tersirat dalam tulisan itu sendiri. Artinya, meskipun tidak dijelaskan apa tujuan tulisan, tapi pembaca bisa menangkap dan memahaminya. Misalnya artikel ini, tentu saja bertujuan agar pembaca terdorong menjadi penulis.
- Rumusan ide atau masalah. Ini merupakan jawaban pertanyaan mengapa sesuatu itu perlu ditulis. Contoh, mengapa kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia terus meningkat? Dan bagaimana menanggulanginya. Ini merupakan ide pokok atau masalah yang harus diuurai dalam tulisan.
- Kesimpulan atau penutup. Ini sealur dengan ide pokok dan masalah. Anda tinggal menyimpulkan. Demikianlah, semoga bermanfaat. ***
Menulis artikel sering dianggap sesuatu yang sulit. Padahal, kita sudah terbiasa menulis bahkan berdebat di jejaring sosial. Diskusi juga sering berlangsung di grup-grup WA, BBM, Facebook, atau obrolan conference. Ketika berdebat melalui alat komunikasi modern itu, kita sesungguhnya sedang menulis. Bahkan adakalanya pendapat dan perdebatan sangat panjang, melebihi karakter minimal artikel.
Maka sesungguhnya, menulis itu tidak sulit. Hal-hal yang kita tulis dalam obrolan di Medsos itu adalah pendapat, gagasan, pemikiran atau perasaan. Pada saat itu sebetulnya kita sudah melakukan prinsip dasar menulis artikel. Sebab definisi artikel adalah tulisan berisi opini, pendapat, tanggapan, analisa, atau pertentangan bathin dan pikiran atas sesuatu hal.
Memang, tulisan atau obrolan di jejaring sosial adalah pendapat-pendapat yang disampaikan secara acak, tidak beraturan, tidak tersusun rapi, dan tidak jelas pangkal dan ujungnya. Sementara artikel ditulis dengan urutan yang harus jelas dan terarah. Ia harus terbingkai standar dasar tulisan: ada judul, pendahuluan, isi, dan kesimpulan. Itulah yang disebut batang tubuh tulisan. Lalu, hal apa saja yang harus diketahui dan dilakukan jika ingin belajar menulis?
1. Ejaan
Hal pertama yang perlu dikuasai adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Ini mutlak agar tulisan jelas. Coba bayangkan jika Anda punya gagasan cemerlang, tapi ditulis tanpa EYD. Tak jelas di mana titik, koma, tak ada paragraf, tak jelas pengunaan huruf besar dan kecil, tak ada spasi, tak ada kata sambung, dll. Gagasan Anda yang cemerlang itu tak akan berguna. Sebab pembaca tidak akan membaca tulisan yang tanpa EYD.
2. Memilih tema
Orang seringkali tak punya keberanian menulis karena bingung menentukan tema. Padahal apa saja bisa dijadikan tulisan. Bahkan kesukaan Anda makan ubi pun bisa ditulis. Tapi bagi pemula, ada baiknya memilih tema dari kehidupan pribadi atau hal-hal yang paling dekat dengannya atau minat. Jika ia wartawan, maka sebaiknyalah ia menulis artikel tentang jurnalistik atau pers. Jika ia guru, maka sebaiknya ia menulis dunia pendidikan dengan segala warnanya. Intinya, jangan menulis hal-hal yang tidak diketahui karena hal itu bisa menyesatkan, dan tentu saja membuat Anda juga bingung dan kesulitan menulis. Setelah mahir, barulah kemudian Anda bisa menulis apa saja sesuai minat dan referensi.
Langkah terbaik menurut saya untuk memulai menulis adalah membuat catatan personal, sebagaimana dulu kita mengenal buku diary. Jejaring sosial bisa digunakan sebagai pengganti diary. Tapi Anda harus memilih dan memilah topik yang layak disiarkan. Hal-hal yang sangat personal dan bersifat rahasia tentu tak mungkin diumumkan, tapi bisa ditulis dengan pengaturan agar tulisan itu tidak dibaca khalayak.
3. Mengetahui jenis-jenis artikel
Jenis atau macam-macam artikel sangat banyak. Bahkan terlalu beragam. Ada artikel politik, artikel ekonomi, artikel budaya, artikel ilmiah, dll. Kemudian kita juga mengenal jenis-jenis karangan seperti persuasi, deskripsi, eksposisi, narasi dll. Tapi karena artikel ini diniatkan hanya petunjuk praktis biasa, maka jenis artikel yang dibahas adalah yang terakhir.
- Persuasi. Jenis artikel ini bertujuan untuk mempengaruhi orang lain. Sifat tulisan menyerupai bujukan atau tindakan persuasif. Contohnya adalah tulisan-tulisan motivasi. Bagaimana melakukannya (how to) merupakan inti dari tulisan persuasi. Umumnya, artikel seperti ini banyak ditulis konsultan, agamawan, psikolog, terapis, pebisnis dan lain-lain.
- Argumentasi. Dalam hal ini, penulis umumnya mengemukakan pendapat atau opini pribadi, tapi dilengkapi dengan data dan fakta yang kuat. Artikel argumentasi bisa bertema apa saja. Contohnya, seseorang membuat tulisan argumentasi dan menyatakan bahwa tahun 2025 Indonesia akan lumpuh disesaki kendaraan. Maka untuk menyakinkan pembaca, argumentasi itu dilengkapi dengan data pertumbuhan jumlah kendaraan di Indonesia dari periode ke periode tertentu. Dia harus mendapat data jumlah produksi dan data penjualan sepedamotor atau mobil setiap tahun, lalu membuat perbandingan, sehingga argumennya masuk akal dan dapat diterima.
- Eksposisi. Sebagaimana asal katanya, ekspose, maka jenis artikel ini ditujukan untuk menjelaskan, memaparkan atau menguraikan suatu topik. Isinya dapat berupa uraian tentang definisi, fungsi, bagian dan kegunaan suatu konsep sesuatu hal. Misalnya, perbedaan jurnalistik dan pers, defenisi jurnalisme digital, pengertian resensi, dll.
- Narasi. Artikel jenis ini ditulis dengan cara bercerita. Menceritakan suatu keadaan atau situasi, baik berdasarkan urutan waktu atau urutan kejadian. Novel, cerpen, komik, dongeng, film, drama, termasuk dalan jenis karangan ini.
- Deskripsi. Karangan deskripsi adalah tulisan yang berusaha menggambarkan suatu fakta atau kondisi, sehingga pembaca dapat membayangkan tulisan itu. Contoh: Ada kucing tidur di atas meja. Warnanya putih. Ia tengkurap dengan kedua kakinya tersembunyi ditimpa tubuhnya. Ketika membaca itu, kita seolah bisa membayangkan suasana si kucing yang sedang tidur itu.
Tapi penulis profesional bisa menggabungkan beberapa jenis karangan di atas dalam satu tulisan. Jika disimpulkan, maka langkah-langkah menulis secara garus besar adalah sebagai berikut:
- Memilih tema. Ini harus fokus. Misalnya dampak kenaikan harga BBM. Maka tulisan harus fokus mengulas dampak-dampak itu. Tidak boleh melebar ke sana ke mari. Tema harus menarik, atau mengandung hal-hal baru.
- Tujuan. Jika di dalam skripsi atau tesis, tujuan penulisan harus ditulis pada bab atau sub bab tertentu, namun dalam artikel hal itu jarang dilakukan. Tujuan tulisan umumnya tersirat dalam tulisan itu sendiri. Artinya, meskipun tidak dijelaskan apa tujuan tulisan, tapi pembaca bisa menangkap dan memahaminya. Misalnya artikel ini, tentu saja bertujuan agar pembaca terdorong menjadi penulis.
- Rumusan ide atau masalah. Ini merupakan jawaban pertanyaan mengapa sesuatu itu perlu ditulis. Contoh, mengapa kekerasan seksual terhadap anak di Indonesia terus meningkat? Dan bagaimana menanggulanginya. Ini merupakan ide pokok atau masalah yang harus diuurai dalam tulisan.
- Kesimpulan atau penutup. Ini sealur dengan ide pokok dan masalah. Anda tinggal menyimpulkan. Demikianlah, semoga bermanfaat. ***
0 komentar:
Posting Komentar