14 Agustus 2016

Memang Ajaib, Sungguh Ajaib!

Gerhana matahari total yang terjadi pada tanggal 9 Maret 2016 sungguh menghebohkan. Benar-benar jadi trending topik. Rasanya tak ada media yang luput memberitakan fenomena alam itu. Di jejaring sosial, para pemilik akun ramai-ramai membahasnya, lengkap dengan unggahan foto-foto.


Kalangannya juga tak terbatas. Mulai dari tukang becak hingga pejabat, anak-anak hingga orangtua, bahkan presiden dan para menteri pun menyelenggarakan acara 'nonton bareng' menyaksikan sang matahari 'kehilangan wajah'.

Menariknya lagi, ada acara dangdutan pada Rabu subuh itu. Joget sambil menunggu gerhana. Dan ada pula seorang pemuda datang dari Jayapura ke Jogyakarta untuk melamar kekasihnya pada saat gerhana matahari itu terjadi. Dan tentu, semua kehebohan itu disiarkan media dengan heboh pula.

Dan saya mengambil keasyikan sendiri mengamati beragam respon dan komentar terkait gerhana itu. Dan saya menemukan sebuah kata yang tiba-tiba populer, yaitu kata 'ajaib'. Banyak orang di jejaring sosial menyampaikan ekspresi kekagumannya menggunakan kata 'ajaib', baik di akun facebook, twitter, instagram, google+ dll.

Dan beberapa aktris, aktor, dan artis tak ketinggalan. Memang ajaib. Sungguh ajaib. Ajaib banget. Wow, benar-benar ajaib. Itu sebagian ungkapan-ungkapan yang terbaca. Tak perlu disebut nama artis, aktris dan aktornya. Terlalu panjang untuk disebut satu per satu. Kita namai saja mereka artis-artis ajaib, meskipun tak ajaib.

Apa sesungguhnya arti kata ajaib? Rancangan dan ciptaan Tuhan tak perlu disebut ajaib sebab Tuhan itu memang sudah ajaib. Keajaiban itu sendiri. Jika gerhana matahari disebut ajaib, kenapa pergantian siang dan malam tak pernah disebut ajaib?

Mungkin ada yang berpendapat, siang dan malam kan sudah hukum alam, sudah biasa, setiap hari kita saksikan. Tapi gerhana sangat jarang terjadi, oleh karena itu harus disebut ajaib. Bukankah gerhana juga hukum alam, sudah diatur Tuhan? Kalau gerhana ajaib, maka hari demi hari yang kita lalui juga harus disebut ajaib. Dan tentu, ilmu pengetahuan itu, yang bisa mendeteksi secara tepat waktu terjadinya gerhana itu, juga sangatlah ajaib.

Di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ada memang disebut arti kata 'ajaib' salah satunya adalah peristiwa yang jarang ada (jarang terjadi, pen). Tapi apakah karena gerhana matahari atau gerhana bulan jarang terjadi lantas disebut ajaib?

Lama saya merenungkan hal ini. Dan menurut perenungan saya, 'jarang ada' yang dimaksud dalam KBBI itu adalah peristiwa yang memang jarang terjadi. Misalnya, ada bayi lahir seberat 10 kilogram melalui persalinan normal dan ibunya sehat-sehat saja, ini ajaib. Atau, ada pohon pisang berbuah nangka, ini ajaib. Contoh lain, ada anak baru berusia 5 tahun, tapi sudah bisa bicara dengan 10 bahasa, pastilah disebut ajaib.

Dan entah kenapa, saya cenderung berpikir: gerhana bukan sesuatu yang ajaib. Ia sudah ada dan akan terus terjadi, sama dengan pergantian hari. Rentang waktunya saja yang membuatnya berbeda. Dan hal itu bisa dijelaskan secara ilmiah dengan akurasi tanpa eror. Buktinya, jam dan menitnya bisa diketahui. Sementara pohon pisang berbuah nangka, itu sulit dijelaskan. Benar-benar ajaib.

Sekali lagi, itu pendapat saya. Silahkan berikan pendapat Anda. Barangkali ada gagasan yang berbeda. Sebab bisa saja saya salah.

Yang pasti, artis-artis itu manusia biasa juga, yang dalam berbahasa dan memilih diksi mungkin saja tidak selalu tepat. Akhir kata, berikut saya kopaskan arti kata ajaib sebagaimana tercatat di KBBI: 

ajaib/aja·ib/ a ganjil; aneh; jarang ada; tidak seperti biasa; mengherankan: pertunjukan yang --; 2 n Sas cak sesuatu yang aneh; keheranan; yang tidak dapat diterangkan dengan akal: itulah -- Allah;
mengajaibkan/meng·a·ja·ib·kan/ v 1 mengherankan:kejadian itu sungguh ~; 2 memandang ajaib: kita tidak perlu ~ kuasa Tuhan;
keajaiban/ke·a·ja·ib·an/ n keganjilan; keanehan. ***
Bagikan:

0 komentar:

Posting Komentar