Musisi senior tanah air kelahiran Pematangsiantar, Eddy Silitonga, meninggal dunia Kamis 25 Agustus 2016 dini hari di RS Fatmawaty, Jakarta Selatan. Kabar duka awalnya datang dari salah seorang penyanyi dan aktor senior Sandro Tobing, yang disampaikan kepada kalangan awak media.
Eddy Silitonga. Foto/Int |
Kabar duka tersebut dibenarkan oleh salah satu anak Eddy Silitonga bernama Marco. "Iya benar, Bapak meninggal dunia di RS Fatmawati Jakarta Selatan," kata Marco saat dihubungi awak media.
Marco menjelaskan, saat sudah dalam kondisi koma akibat stroke, mereka sebenarnya sudah pasrah. Meski kemudian asa untuk kesembuhan sang bapak muncul saat sudah mulai siuman dari koma. Namun rupanya Eddy Silitonga tak lagi bisa bertahan. Penyanyi yang populer di era 1970-an itu akhirnya berpulang untuk selamanya.
Marco Silitonga mengungkapkan, ayah itu menghembuskan napasnya yang terakhir saat tim dokter melakukan tindakan medis dengan mengeluarkan racun.
Marco mengungkapkan, sebelum dinyatakan koma akibat stroke, Eddy Silitonga tidak ingin ditinggalkan. Marco kerap diminta untuk menemani sang ayah lantaran tidak mau sendirian. "Ya, bapak selalu minta temenin saya. Kita cuma cerita-cerita, ngobrol-ngobrol dulu bapak bagaimana," ujar Marco.
Eddy Silitonga lahir di Pematangsiantar, 17 November 1950. Dia adalah seorang penyanyi. Dikenal dengan suaranya yang tinggi dan melengking, Eddy merupakan anak ke empat dari 11 anak Gustaf Silitonga dan Theresia Siahaan. Di puncak ketenarannya ia menyanyikan lagu Biarlah Sendiri ciptaan pengarang dan penyanyi senior Rinto Harahap pada tahun 1976.
Pada tahun 1967 Eddy Silitonga meraih Juara 1 Penyanyi Seriosa Sumatera Utara. Selain itu ia juga meraih Juara Pop Singer di Medan. Ia meraih juara ke-4 Festival Lagu Popular yang digelar di Taman Ismail Marzuki Jakarta, dengan lagu Biarlah sendiri. Eddy Silitonga meraih juara pertama pria Lomba Lagu Minang pada tahun 1983.
Tiga tahun berkuliah di Institut Teknologi Mapua di Filipina dan membentuk group sendiri "Eddy's Group" pada puncak kejayaannya 1976-1979. Selamat jalan, Sang Legendaris! (berbagaisumber/int)
0 komentar:
Posting Komentar