01 Agustus 2016

Unsur-unsur Berita: 5W + 1H


Seperti diketahui, unsur dasar sebuah berita adalah 5W + 1H (what, who, when, where, why, how). Unsur ini sebetulnya sangat familiar bagi semua orang, sebab dalam pelajaran Bahasa Inggris tingkat dasar pun, ini sudah dipelajari. Itulah yang disebut kata tanya atau question words.

Ilustrasi.
Namun perlu diluruskan bahwa 5W + 1H bukan cara atau teknik menulis berita. Sebab di internet, banyak beredar artikel dengan judul-judul seperti ini: cara menulis berita, tips menulis berita, teknik menulis berita, belajar menulis berita dll. Dalam berbagai atikel itu, mencuat kesan seolah-olah 5W+1H adalah cara menulis berita. Padahal, 5W + 1H adalah unsur berita. Artinya, sesuatu yang harus ada dalam sebuah berita.

Dan, 5W + 1H adalah acuan bagi wartawan ketika melakukan tugas-tugas peliputan. Saat meliput, wartawan harus mengumpulkan bahan-bahan agar 6 unsur itu terpenuhi. Lalu, setelah proses peliputan selesai, wartawan menuliskan hasil liputan dan ketika menulis, 5W 1H itu harus tetap jadi acuan agar tulisan memenuhi unsur berita. Berikut penjelasan 5W + 1H:

WHAT (APA)

Apa peristiwanya? Apa kejadiannya? Apa acaranya? Cakupan unsur ini sangat luas. Peristiwa. Kriminalitas. Seminar. Workshop. Panen raya. Pertandingan olahraga. Penyuluhan. Pelatihan. Perlombaan. Gotong royong. Ujian anak sekolah. Konser. Pertunjukan seni-budaya. Unjukrasa. Kekeringan. Banjir. Bencana. Kerusakan infrastruktur. Dugaan korupsi. Kebakaran. Penyerobotan lahan. Pertengkaran. Tawuran. Penangkapan. Gempa. Tsunami. Angin puting beliung Penggerebekan, dll.

Segala peristiwa bisa jadi berita. Intinya, apa peristiwanya? Pertanyaan terus berkembang dan berlanjut: seminar apa, panen raya apa, pelatihan apa, unjukrasa apa? Begitu seterusnya.
WHO (SIAPA)

Siapa-siapa saja yang terlibat dalam peristiwa? Ini mencakup nama, umur, alamat, dan identitas-identitas lainnya. Bisa perorangan. Kelompok. Organisasi. Unsur 'siapa' juga bisa berkembang mengeker status atau profesi. Peristiwa kecelakaan ringan, misalnya, bisa dianggap tidak penting. Tapi ketika ditelusuri siapa yang kecelakaan, yang ternyata adalah anak artis atau keluarga pejabat, maka nilai beritanya makin tinggi. Begitulah, unsur 'siapa' bisa berkembang dan dikembangkan untuk memperoleh informasi yang lebih kaya. Siapa yang mengadakan seminar itu? Siapa pembicara dan apa latar belakangnya? Siapa pembunuh itu? Latar belakangnya apa?

WHEN (KAPAN)

Kapan peristiwanya? Hari, tanggal, bulan, tahun, dan jam tercakup di sini. Waktu kejadian, apakah berhubungan dengan momen lain? Oh, hari ini ulangtahunnya, dia kecelakaan, alangkah sedihnya. Pelajar tawuran pada saat jam belajar, kok bisa? Hari raya besar, banyak penggerebekan tempat mesum. When juga bisa berlanjut, misalnya, ketika terjadi gempa, kita bertanya lagi kapan terakhir terjadi gempa di kota? Saat berlangsung pembangunan fasilitas publik, kapan selesainya?

WHERE (DI MANA)

Di mana peristiwa itu terjadi? Diadakan di mana acaranya? Suatu ketika, saya meliput berita tentang kecelakaan. Di sebuah tikungan yang disebut-sebut orang angker. Benarkah tempat itu angker? Ternyata, kecelakaan sering terjadi di tempat itu. Tempar itu memang angker. Atau, seorang putri pejabat menikah, acaranya digelar di hotel. Hotel apa? Hotel paling mahal. Hotel paling bergengsi. Dengan demikian, when tak hanya merujuk pada nama tempat, jalan, kelurahan, kecamatan, kota, provinsi atau negara. When juga bisa digunakan menjelaskan tempat itu secara kualitatif.

WHY (KENAPA)

Kenapa peristiwa itu terjadi? Kenapa acara itu diadakan? Mahasiwa demo karena tidak setuju kenaikan harga BBM. Kecelakaan itu terjadi karena supir ngantuk atau mabuk usai minum tuak. Seminar diadakan agar mahasiswa paham bahaya narkoba. Kebakaran terjadi karena tabung gas meledak. WHY akan menjelaskan sebab akibat sebuah peristiwa, atau menginformasikan kenapa sebuah acara diadakan. Kenapa dia membunuh? Kenapa ditangkap polisi? Kenapa dia mencuri?

HOW (BAGAIMANA)

Ini merupakan kronologi peristiwa. Para mahasiswa berkumpul di kampus. Lalu mereka bergerak menuju balai kota dengan berjalan kaki dengan membawa sejumlah spanduk berisi penolakan terhadap kenaikan BBM. Itu contoh bagaimana aksi unjuk rasa berlangsung.

Acara penyuluhan diawali dengan kata sambutan dari walikota. Lalu masing-masing peserta menyampaikan makalah cecara bergantian. Itu contoh lain yang sangat sederhana.

HOW merupakan unsur penting agar terbentuk sebuah cerita. Peristiwa tanpa cerita (kronologi) akan terasa hambar. ***

Bagikan:

Baca Juga:

  • Istri Selingkuh, Dipolisikan
    Ini bukan berita. Tapi judul berita. Soal bahasa. Pembaca media yang rajin, pasti sangat akrab dengan istilah ini: dipolisikan. Bukan hanya di koran a…
  • Keunggulan Jurnalisme Digital
    Jika terjadi kesalahan cetak bersifat fatal di sebuah suratkabar, maka tak ada jalan untuk memperbaiki kecuali meminta maaf kepada pembaca di edisi be…
  • Senjakala Surat Kabar, Fajarkala Koran
    Penghujung tahun lalu, diskusi dan wacana junalisme digital mencuat dan ramai dibicarakan. Bukan hanya di media konvensional, tapi keriuhan itu juga m…
  • Defenisi Wartawan Muda, Madya dan Utama
    Seorang teman bertanya tentang defenisi wartawan muda, madya dan utama. Patut kita sampaikan hormat kepada kawan ini, sebab ia bukan berasal dari kala…
  • Jenis-jenis Berita
    Wartawan pasti sudah tahu jenis-jenis berita. Tapi ternyata pembaca blog ini bukan hanya wartawan atau orang-orang media. Sebuah surel dari pelajar …
  • Pedoman Pemberitaan Media Online
    Barangkali, banyak pengelola media online yang tidak pernah membaca peraturan Dewan Pers tentang pedoman pemberitaan media online atau media siber. B…
  • Fungsi dan Peranan Pers
    Tidak ada sebuah bangsa di dunia ini yang tidak memiliki pers. Pers telah berperan besar dalam perjalanan sejarah maupun peradaban bangsa-bangsa. Di …
  • Kita Mainkan, Bila Perlu Kita Hajar
    Entah bagaimana, wartawan seringkali menjadi saluran terakhir masyarakat untuk menyuarakan aspirasi. Mereka yang kecewa terhadap kualitas pelayanan pu…

0 komentar:

Posting Komentar