Peristiwa ini sangat memprihatinkan. Sedih dan sadis. Ratina br Tampubolon (54) yang ditemukan tewas ditabrak pada Jumat (29/7) malam, ternyata ditabrak oleh anak kandungnya sendiri, RPP (26). Semula, RPP merekayasa bahwa ibunya tewas akibat ditabrak lari.
Sebelumnya, Ratina yang merupakan penjual kacang rebus ditemukan tewas tertabrak saat berjalan kaki sepulang jualan kacang di Jalinsum Balige-Tarutung, tepatnya di Desa Longat, Kecamatan Balige, Toba Samosir (Tobasa), Jumat (29/7) sekira pukul 20.30 WIB.
Korban ditemukan dengan kondisi sangat tragis, dengan luka robek di bagian kening, luka di mulut dan pinggul remuk. Petugas kepolisian yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) saat itu mengatakan bahwa pengendara yang menabrak korban adalah pengendara mobil Suzuki, namun tidak diketahui keberadaannya dan diduga melarikan diri.
Malam itu juga, tak jauh dari lokasi kejadian, petugas kepolisian menemukan mobil pick-up BK 8044 DD yang masuk ke parit, namun pemilik mobil tak ditemukan. Setelah ditelusuri, polisi mengetahui bahwa mobil itu adalah milik anak kandung korban yang tewas ditabrak lari itu. Meski curiga, namun polisi tidak begitu saja menduga, namun melakukan penyelidikan lebih dalam.
Dan, kematian Ratina pun sebenarnya sudah menuai kecurigaan warga Desa Hauma Bange, Kecamatan Balige, yang merupakan tempat tinggal korban. Banyak masyarakat menduga kalau RPP adalah pelakunya. Sebab, rentetan kejadian kematian korban dengan tingkah laku anaknya, RPP, dianggap tidak wajar.
“Kalau tidak diamankan, begitu selesai penguburan almarhum, RPP mungkin jadi bulan-bulanan warga. Sebab warga sudah geram,” tutur Binahar Napitupulu, tokoh pemuda di Balige, Selasa (2/8).
Dia menerangkan, di lokasi Ratina ditabrak, ditemukan kepingan mobil Suzuki. Dan, di hari yang sama, juga tak jauh dari lokasi korban ditabrak lari, tepatnya di parit Tara Bunga, sekitar 2 km dari lokasi kejadian, ditemukan mobil pick-up milik korban. Kemudian, warga melihat bahwa tidak ada kesedihan di wajah RPP atas meninggalnya ibunya.
Warga yang sudah menaruh curiga kemudian bertanya kepada RPP. Namun saat itu RPP mengarang cerita yang tidak masuk akal. Hal itu yang membuat warga curiga, terlebih selama ini RPP sering ribut dengan ibunya.
“RPP mengaku mobil pick-up itu dipinjam orang. Dia mengaku seolah-olah dia dihipnotis hingga mau memberikan mobilnya begitu saja,” ujar Binahar.
Kepada warga, RPP mengatakan bahwa setelah mengantarkan ibunya ke daerah Hinalang untuk berjualan kacang, RPP bertemu dengan seseorang di depan Polsek Balige. Setelah diberhentikan, dia mengaku punggungnya ditepuk. Kepadanya, orang tersebut mengatakan akan meminjam mobilnya agar kreditnya bisa dibayar. Dan, dia mengaku memberikan mobil itu begitu saja. RPP mengaku bahwa yang meminjam adalah seorang bermarga Siregar.
“Ceritanya tak masuk akal. Justru itu yang membuat warga curiga. Saya sendiri pun tak yakin. Maka itu, saya coba bujuk RPP. Saya berikan pemahaman dan nasehat, akhirnya RPP mengaku bahwa ia sendiri yang menabrak ibunya. Alasannya, RPP mengaku kecewa dan sakit hati kepada almarhum yang selalu cerewet,” ujar Binahar.
Masih kata Binahar, begitu pulang mengantarkan ibunya ke Longat, RPP singgah di sebuah rumah makan tak jauh dari lokasi kejadian. Saat ibunya melintas jalan kaki menuju arah Balige, niat jahat itu muncul. Dia berniat menabrak ibunya. Tak pikir panjang, niat itu dilakukan, kmudian mencoba merekayasa kejadian itu. (Sumber: newtapanuli.com)
Sebelumnya, Ratina yang merupakan penjual kacang rebus ditemukan tewas tertabrak saat berjalan kaki sepulang jualan kacang di Jalinsum Balige-Tarutung, tepatnya di Desa Longat, Kecamatan Balige, Toba Samosir (Tobasa), Jumat (29/7) sekira pukul 20.30 WIB.
Korban ditemukan dengan kondisi sangat tragis, dengan luka robek di bagian kening, luka di mulut dan pinggul remuk. Petugas kepolisian yang melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) saat itu mengatakan bahwa pengendara yang menabrak korban adalah pengendara mobil Suzuki, namun tidak diketahui keberadaannya dan diduga melarikan diri.
Malam itu juga, tak jauh dari lokasi kejadian, petugas kepolisian menemukan mobil pick-up BK 8044 DD yang masuk ke parit, namun pemilik mobil tak ditemukan. Setelah ditelusuri, polisi mengetahui bahwa mobil itu adalah milik anak kandung korban yang tewas ditabrak lari itu. Meski curiga, namun polisi tidak begitu saja menduga, namun melakukan penyelidikan lebih dalam.
Dan, kematian Ratina pun sebenarnya sudah menuai kecurigaan warga Desa Hauma Bange, Kecamatan Balige, yang merupakan tempat tinggal korban. Banyak masyarakat menduga kalau RPP adalah pelakunya. Sebab, rentetan kejadian kematian korban dengan tingkah laku anaknya, RPP, dianggap tidak wajar.
“Kalau tidak diamankan, begitu selesai penguburan almarhum, RPP mungkin jadi bulan-bulanan warga. Sebab warga sudah geram,” tutur Binahar Napitupulu, tokoh pemuda di Balige, Selasa (2/8).
Dia menerangkan, di lokasi Ratina ditabrak, ditemukan kepingan mobil Suzuki. Dan, di hari yang sama, juga tak jauh dari lokasi korban ditabrak lari, tepatnya di parit Tara Bunga, sekitar 2 km dari lokasi kejadian, ditemukan mobil pick-up milik korban. Kemudian, warga melihat bahwa tidak ada kesedihan di wajah RPP atas meninggalnya ibunya.
Warga yang sudah menaruh curiga kemudian bertanya kepada RPP. Namun saat itu RPP mengarang cerita yang tidak masuk akal. Hal itu yang membuat warga curiga, terlebih selama ini RPP sering ribut dengan ibunya.
“RPP mengaku mobil pick-up itu dipinjam orang. Dia mengaku seolah-olah dia dihipnotis hingga mau memberikan mobilnya begitu saja,” ujar Binahar.
Kepada warga, RPP mengatakan bahwa setelah mengantarkan ibunya ke daerah Hinalang untuk berjualan kacang, RPP bertemu dengan seseorang di depan Polsek Balige. Setelah diberhentikan, dia mengaku punggungnya ditepuk. Kepadanya, orang tersebut mengatakan akan meminjam mobilnya agar kreditnya bisa dibayar. Dan, dia mengaku memberikan mobil itu begitu saja. RPP mengaku bahwa yang meminjam adalah seorang bermarga Siregar.
“Ceritanya tak masuk akal. Justru itu yang membuat warga curiga. Saya sendiri pun tak yakin. Maka itu, saya coba bujuk RPP. Saya berikan pemahaman dan nasehat, akhirnya RPP mengaku bahwa ia sendiri yang menabrak ibunya. Alasannya, RPP mengaku kecewa dan sakit hati kepada almarhum yang selalu cerewet,” ujar Binahar.
Masih kata Binahar, begitu pulang mengantarkan ibunya ke Longat, RPP singgah di sebuah rumah makan tak jauh dari lokasi kejadian. Saat ibunya melintas jalan kaki menuju arah Balige, niat jahat itu muncul. Dia berniat menabrak ibunya. Tak pikir panjang, niat itu dilakukan, kmudian mencoba merekayasa kejadian itu. (Sumber: newtapanuli.com)
0 komentar:
Posting Komentar