21 Agustus 2016

Kisah Mistis Kelahiran Sisingamangaraja I (Bagian-2)

Kejadian gaib membuat masyarakat dihantui rasa takut, sebab hal seperti itu belum pernah mereka alami sepanjang masa. Tapi akhirnya, misteri itu sedikit terungkap setelah seseorang memberitahukan bahwa putra Boru Pasaribu bergelantung terbalik di pohon. Kata seseorang itu, "Kemarin putra Boru Pasaribu bergelantungan terbalik di pohon di Hutan Sulusulu, kakinya ke atas, kepalanya ke bawah. Mungkin itulah penyebab keanehan ini."

Ilustrasi.
Setelah mendengar itu, para raja dan tetua adat di wilayah itu berkumpul dan bermusyawarah membahas peristiwa itu. Mereka lalu sepakat menemui Raja Bona Ni Onan. Melihat kedatangan raja-raja itu, Bona Ni Onan bertanya, "Apa kiranya penyebab Saudara-saudara sekalian datang kemari?"

Para raja dan tetua adat menjawab, "Saat ini telah terjadi hal-hal yang belum pernah terjadi, padi di sawah sudah sungsang, akar ke atas, bilur ke bawah. Kami dengar berita bahwa penyebabnya adalah anak Boru Pasaribu. Kemarin ia bergelantungan sungsang di pohon, besoknya terjadilah keganjiln ini. Kami kiranya bermohon kepada Tuan, agar kiranya kita bertanya kepada datu agar kita bisa mengetahui cara mengatasi persoalan ini. Sebab Anda tuan rumah dalam hal ini."

Raja Bona Ni Onan setuju, mereka kemudian memanggil datu (supranatural). Dan pada hari yang ditentukan, para raja dan orang-orang berkumpul. Dalam acara itu, mereka menggunakan ayam sebagai medium untuk mendapatkan jawaban dari Sang Pencipta. Datu dan Raja Bona Ni Onang kemudian berdoa:

"Wahai Ompung Na Martua Debata, Mula Jadi Na Bolon, Engkaulah pencipta segala yang ada, sudilah kiranya Engkau mendengarkan kami. Di kampung kami ini telah terjadi hal yang belum pernah terjadi, dan kami dengar anak Boru Pasaribu menjadi penyebab. Jikalau memang benar Engkau yang mengirimkan anak itu sebagai raja tempat bagi kami bertanya dan harus dihormati, kami memohon kepadaMU agar kiranya diberitahukan kepada kami."

Singkat cerita, setelah doa kepada Mula Jadi Na Bolon itu, melalui gerakan ayam itu mereka diberitahu bahwa benarlah anak Boru Pasaribu merupakan titisan, dan bukan anak haram sebagaimana dicurigai Raja Bona Ni Onan. Akhirnya, datu berkata kepada Raja Bona Ni Onan.

"Sudah nyata kita dengar bersama, wajah Rana Bona Ni Onan, Allah telah memberikan kepadamu dasar hukum dan dasar kerajaan Batak. Selama ini Boru Pasaribu selalu menangis menanggungkan hinaan orang banyak, tapi apa yang terjadi padanya ternyata kehormatan. Kepadanya ternyata telah diberkahi anak seumpama singa. Singa hukum, singa kerajaan, singa petuah, singa pemegang kekuasaan."

Lalu, orang banyak itu meminta kepada Raja Bona Ni Onan agar kiranya bersedia menerima Boru Pasaribu kembali sebagai istri yang harus dihormati. Raja Bona Ni Onan dengan senang hati menerima kembali istrinya.

Lalu, anak sakti itu dipanggil dan didudukkan layaknya seorang raja. Mereka bertanya kepada anak tersebut apa yang harus dilakukan atas kejadian itu. Dan anak itu menjawab: "Kita harus berpesta dan margondang sabangunan. Dan sekalian dibuatkan satu dangau di halaman ini," katanya.

Masyarakat desa lalu melakukan segala hal yang dikatakan anak itu. Setelah segalanya dipersiapkan, anak tersebut juga meminta kemenyan. Dia kemudian membawa kemenyan itu ke kolong dangau dan membakarnya. Setelah itu, anak itu menari-nari disaksikan orang banyak yang hadir pada kesempatan itu. Tidak ada seorangpun yang berani menemaninya menari, sebab tariannya maha indah. Setelah itu, dinobatkanlah anak itu jadi raja. Raja tempat bertanya. Raja yang harus dipatuhi karena kebenaran kata-katanya. Anak itulah Raja Si Singamangaraja I, yang kemudian secara turun temurun memperanakkan raja. Raja terakgir dinasti ini adalah Raja Sisingamangaraja 12 yang tewas melawan kolonial dan ia dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional. (Habis/***).

Baca: Kisah Mistis Kelahiran Sisingamangaraja I (Bagian-1)

Catatan: Kisah ini diterjemahkan dari buku Jambar Hata, karangan TM Sihombing.



Bagikan:

1 komentar:

Terimakasih kunjungan Anda. Salam Literal...!