10 Agustus 2016

Enam Pelayan Setia

Iseng-iseng saya tanya beberapa wartawan muda, madya dan utama. Kenalkah mereka pada Rudyard Kipling? Jawabannya mengejutkan! Wartawan muda dan madya umumnya mengaku tidak tahu, bahkan ada wartawan utama yang berkata: "Siapa itu, dengar namanya saja tak pernah."


Joseph Rudyard Kipling, demikian nama lengkapnya, lahir pada 30 Desember 1865 di Bombay (sekarang Mumbay), India. Ia seorang penyair, cerpenis, novelis, dan wartawan. Ia meraih Hadiah Nobel bidang kesusasteraan pada tahun 2007 untuk kumpulan puisi dan cerita yang berkaitan: Puck of Pook Hill dan Rewards and Fairies.

Sebuah puisinya berjudul 'If' di buku Rewards and Fairies sangat terkenal ke seluruh dunia. Puisi itu dicintai sedemikian dasyat, bahkan konon ada penggemar membuat puisi itu jadi tato di punggungnya. Menanggungkan rasa sakit untuk keabadian sebuah sajak, alangkah menakjubkan. Kadang-kadang, kebahagiaan dan pemujaan memang sulit dipahami.

Tahun 1995, Radio BBC menyiarkan jajak pendapat tentang puisi. Seluruh penduduk Inggris Raya diminta memilih puisi yang mereka sukai. Hasilnya, puisi berjudul “If” karya Rudyard Kipling terpilih sebagai puisi paling favorit. Begitulah tersohornya puisi itu. Para penyair Indonesia tak sah jadi penyair kalau tidak membaca Rudyard Kipling. Mungkin.

Rudyard Kipling lahir dari rahim ibu bernama Alice Mcdonald. Ayahnya John Lockwood Kipling, seorang seniman, ilustrator, dan kurator yang ketika itu dipercaya menjadi kepala museum Lahore, India. Pengaruh ayahnya ini sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan Kipling.

Generasi baru mungkin bertanya, kenapa orang Ingris lahir di India? Sama halnya dengan Indonesia yang sekian ratus tahun terkutuk dalam penguasaan kolonial, India juga berada dalam Imperium Britania ketika itu. Itulah barangkali perbedaan kolonial Inggris dengan Belanda. Inggris cenderung memakmurkan dan memajukan sumberdaya koloninya, tapi Belanda menghisap habis jajahannya.

Saat usianya 6 tahun, Kipling dibawa orangtuanya ke Inggris dan selama lima tahun tinggal di sebuah rumah asuh di wilayah Southsea. Lalu, dia menempuh pendidikan di United Services College daerah Westward Ho di sebelah utara Devon. Kembali ke India pada 1882, ia bekerja sebagai jurnalis selama tujuh tahun. Kipling meninggal 18 Januari 1936 di London, Inggris.

Karya-karyanya yang terkenal antara lain Puck of Pook Hill (kumpulan cerpen), Rewards and Fairies (kumpulan puisi), Plain Tales from the Hills (kumpulan cerita pendek, 1888), Just So Stories (kumpulan cerpen, 1902), dan masih banyak lagi. Di buku Just So Stories, terdapat 12 cerpen karangan Kipling, yang menyerupai dongeng-dongeng. Buku ini sudah bisa dinikmati dalam edisi terjemahan bahasa Indonesia, yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama (2011).

Salah satu cerpen dalam buku Just So Stories adalah The Elephant’s Child (Kisah Anak Gajah). Cerpen ini dibuka dengan puisi pendek, demikian bunyinya:

I keep six honest serving-men
(They taught me all I knew);
Their names are What and Why and When
And How and Where and Who.


Kujaga enam pelayan setia
(Mereka mengajariku semua hal yang kutahu);
Namanya adalah What dan Why dan When
Dan How dan Where dan Who.


Demikianlah, Rudyard Kipling terkenal dan dikenang di seluruh dunia dengan puisi 5W + 1H (Who, What, Where, When, Why, dan How). Itu menjadi acuan wajib bagi wartawan ketika meliput dan menulis berita. Rumus itu juga digunakan polisi ketika melakukan investigasi dan menulis berita acara pemeriksaan (BAP). Di bagian produksi dan pengendalian mutu suatu perusahaan, 5W + 1H juga digunakan sebagai metode melakukan investigasi dan penelitian terhadap masalah selama proses produksi.

Jadi, alangkah menyedihkan jika seorang wartawan tidak tahu Rudyard Kipling. ***
Bagikan:

0 komentar:

Posting Komentar